Atase Perdagangan KBRI Kairo, M. Syahran Bhakti mengatakan jumlah tersebut naik 6,15 persen, dibandingkan periode yang sama pada 2022 lalu yang hanya sebesar 1,10 miliar dolar (Rp17 triliun).
Dalam pemaparan yang disampaikan di sela-sela Rapat Kerja Kemendag 2024 di Semarang, Jawa Tengah, Syahran melaporkan nilai ekspor Indonesia ke Mesir mencapai 1,37 miliar dolar pada Desember 2023 atau naik 3,26 persen, dibandingkan periode yang sama pada 2022, sebesar 1,33 miliar dolar.
“Peningkatan ekspor tersebut didorong meningkatnya ekspor nonmigas produk hasil perkebunan, pertanian, dan produk industri manufaktur di antaranya produk minyak sawit dan turunannya, produk biji kopi jenis robusta, benang tekstil, kendaraan penumpang, ban kendaraan, produk rempah dan bumbu masakan, sabun toilet, margarin, serta produk kertas dan produk kayu,” kata Syahran, yang dikutip pada Jumat (23/2).
Berdasarkan laporan Statistik Mesir (Central Agency for Public Mobilization and Statistics/CAPMAS) pada November 2023, produk utama ekspor nonmigas Indonesia ke Mesir dengan capaian sepuluh terbesar di antaranya yaitu minyak sawit dan turunannya (838 juta dolar AS), disusul biji kopi (88 juta dolar AS).
Selanjutnya, benang tekstil (41 juta dolar AS), produk kayu (36 juta dolar AS), produk kelapa dan olahannya (27 juta dolar AS), hingga produk kertas (23 juta dolar).
Menanggapi pencapaian tersebut, dalam kesempatan terpisah, Duta Besar RI untuk Mesir, Lutfi Rauf menerangkan bahwa surplus perdagangan Indonesia pada 2023 merupakan sebuah prestasi signifikan bagi Indonesia di Mesir dan juga di kawasan Afrika Utara, di tengah ketidakpastian perekonomian dan perdagangan global pada 2023.
Menurut Dubes Lutfi, surplus tersebut tidak lepas dari kinerja seluruh staf KBRI Kairo khususnya klaster Ekonomi Perdagangan.
Lutfi menambahkan, pada 2023, kinerja nilai perdagangan Indonesia ke Mesir merupakan yang terbesar di Afrika Utara sebesar 1,58 miliar dolar AS, dan menjadi terbesar ketiga di Timur Tengah setelah Uni Emirat Arab dan Saudi Arabia, dengan nilai sebesar 1,37 miliar dolar AS.
Nilai itu juga menjadi neraca perdagangan terbesar di Afrika Utara dan Timur Tengah yang mencapai 1,17 miliar dolar AS.
Untuk itu, Dubes itu mendukung penuh upaya pemerintah pusat untuk fokus dalam mendorong ekspansi perdagangan menuju pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
"Meskipun kendala perdagangan ekspor menghadapi banyak permasalahan, baik kendala kelangkaan ketersediaan mata uang dolar di pasar Mesir ataupun kendala jalur pelayaran distribusi, kami tetap optimis untuk tumbuh menjadi pemimpin di pasar Mesir, menciptakan peluang untuk seluruh produk unggulan Indonesia," tutur Lutfi.
BERITA TERKAIT: